KBRN Kupang, Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, telah menjadi tonggak sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk memeriahkan dan menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme, Pemda Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan Pawai Karnaval tahun 2013 dibawah koordinasi Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Prop. NTT selaku ketua seksi. Peserta karnaval diikuti oleh para peserta yang berjumlah 145 Peserta dari berbagai instansi dalam Provinsi NTT, Pemerintah Kota Kupang, Pemerintah Kabupaten Kupang dan Elemen Masyarakat seperti anak TK dan SD (58 Team) , siswa SLTP (17 Team) dan SLTA (17 Team) , Akademi/perguruan tinggi (5 Team) , BUMN/BUMD (12 team), lembaga sosial masyarakat /NGO, SKPD (26 team), perkumpulan bela diri (5 team), dharma wanita persatuan (1 team), TNI/Polri dan juga turut ambil bagian fans club RRI Kupang.
Kegiatan karnaval untuk memperingati HUT RI ke-68 kali ini mengambil tema " Dengan keanekaragaman budaya, agama , ras dan golongan kita sehati sesuara membangun NTT baru yang lebih sejahtera " . Kegiatan karnaval dilepas oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan mengambil rute/jalur start dari depan rumah jabatan Gubernur NTT, Jln. Soeharto, Jln. Sudirman, Jln. Urip Sumoharjo, Jln. A. Yani dan finish di depan stadion merdeka kupang. (Ans Netu)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tuesday, August 20, 2013
Wednesday, August 14, 2013
KANTOR GUBERNUR NTT DILAHAP SI JAGO MERAH
KBRN Kupang, Sekitar Pukul 07.30 Wita (9/8/2013) kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur dilahap si jago merah, menurut saksi yang di hubungi RRI bahwa belum mengetahui penyebab kebakaran,namun asal api sudah di ketahui dari lantai 3 kantor gubernur tepat didepan tangga naik , sehingga seluruh lantai 3 bagian depan sudah terbakar habis. Api juga sudah turun melahap ke lantai 2 di Ruang Urusan Kepegawaian Setda Prov. NTT dan Ruang Protokoler dan sampai sekarang api masih terus menjalar ke ruang belakang kantor gubernur dan Aula Eltari.
Pemadam Kebakaran dari Kota Kupang terus melakukan upaya pemadaman dibantu oleh mobil mobil tangki dan para PNS di lingkup Kantor Gubernur NTT terus melakukan upaya penyelamatan arsip arsip. Petugas keamanan dari Polresta Kupang juga terus menjaga kelancaran masuk keluar mobil pemadam kebakaran dan lalu lintas di jalan eltari 1. (Ans Netu)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Pemadam Kebakaran dari Kota Kupang terus melakukan upaya pemadaman dibantu oleh mobil mobil tangki dan para PNS di lingkup Kantor Gubernur NTT terus melakukan upaya penyelamatan arsip arsip. Petugas keamanan dari Polresta Kupang juga terus menjaga kelancaran masuk keluar mobil pemadam kebakaran dan lalu lintas di jalan eltari 1. (Ans Netu)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
TRI PRASETYA RRI
TRI PRASETYA RRI
1. Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun juga yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menhancurkan negara kita . Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan bagaimanapun juga.
2. Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang murni , hati yang bersih dan jujur serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa.
3. Kita harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partaiatau golongan, dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan negara, serta berpegang pada jiwa proklamasi 17 agustus 1945.
Tak Cuma Sinyal, Radio Timor Leste pun Kuasai Perbatasan
Yudhianto - detikinet
Rabu, 28/11/2012 12:19 WIB
Atambua - Wilayah perbatasan Atambua dan Timor Leste tak cuma memiliki masalah interferensi sinyal dari operator negara tetangga yang mengganggu pengguna seluler Indonesia. Sinyal siaran radio di perbatasan pun ikut mereka kuasai.
Pengembangan infrastruktur di daerah terpencil -- seperti di wilayah perbatasan Atambua dengan Timor Leste -- memang menyulitkan. Hal ini salah satunya lantaran kontur geografi wilayah tersebut yang kadang lebih didominasi oleh lembah dan perbukitan.
Kondisi inilah yang dihadapi oleh RRI Atambua, stasiun radio pemerintah di daerah dekat perbatasan Indonesia yang berada di kota Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Kontur geografi kota Atambua yang dikelilingi oleh perbukitan dikatakan oleh Ans Netu selaku staf teknis dan multimedia RRI Atambua, cukup mengganggu penyebaran informasi yang disampaikan RRI Atambua ke seluruh wilayahnya.
"Infrastruktur yang terbatas membuat siaran kami tidak mencapai daerah perbatasan," ujarnya.
Hal itu ditegaskan oleh Arnold Klau, Kepala Sub Seksi Siaran RRI Atambua. Menurutnya, masyarakat di sekitar wilayah perbatasan tidak dapat menerima siaran karena infrastruktur yang terbatas. Alhasil, mereka malah lebih sering menikmati siaran dari negara tetangga, Timor Leste.
Arnold menambahkan, kemungkinan untuk memperluas jangkauan siaran sejatinya bisa dilakukan dengan memanfaatkan radio komunitas yang sudah lama ada. Namun sayangnya, radio komunitas tersebut telah lama dicabut izin siarannya oleh Balai Monitoring Spektrum Kementerian Kominfo.
Padahal menurut Ans Netu, radio komunitas yang saat ini berada di tiga lokasi Atambua tersebut yakni di Silawan, Tasifeto Timur dan Tasifeto Barat, dapat dimanfaatkan guna memperluas jangkauan siaran RRI Atambua hingga ke wilayah perbatasan.
Sehingga masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah perbatasan dapat merasakan penyebaran informasi yang dilakukan oleh RRI Atambua, bukan malah menikmati konten dari negara tetangga.
(ash/ash)
Wahh, Masyarakat Perbatasan Lebih Kenal Radio Negara Tetangga
Andina Librianty - Okezone
BELU - Radio komunitas yang merupakan bantuan dari pemerintah untuk wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste yang ada di tiga wilayah Atambua yaitu Silawan, Tasifeto Timur, dan Tasifeto Barat, izinnya sudah dicabut.
Alhasil, minimnya siaran radio lokal dibanding negara tetangga membuat masyarakat perbatasan lebih mengetahui informasi tentang negara tersebut dibandingkan Indonesia.
Mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), hingga berujung izin siaran yang tidak ada menjadi faktor "matinya" radio komunitas Indonesia di perbatasan.
"Minimnya SDM, listrik, izin siaranya juga belum ada. Jadi tidak begitu bertahan dan siaran radio komunitas itu sudah berhenti lama," kata Kepala Subseksi Siaran RRI Atambua Arnold Klau, di kantor RRI Atambua, Belu, NTT, Rabu (28/11/2012)
Pihak RRI Atambua menyayangkan pemancar radio komunitas yang masih bisa digunakan, tapi terbengkalai begitu saja. "Kalo tidak dipakai pemancarnya bisa untuk RRI, jadi daerah di perbatasan bisa dijangkau. Sehingga kami bisa relay siaran RRI di perbatasan," jelasnya.
Lebih lanjut, diungkapkan Staf Teknis Studio dan Multimedia RRI Atambua Ans Netu, pihaknya tanpa sengaja mengetahui bahwa pemancar radio komunitas itu tidak lagi digunakan.
"Kami sedang jalan-jalan dan tahu kalau ada pemancar radio komunitas yang tidak lagi berfungsi. Radio komunitas itu sudah macet, padahal alat-alatnya masih bagus, tapi tidak digunakan," pungkasnya.
Berkurangnya jangkauan siaran radio Indonesia, masyarakat di perbatasan menjadi lebih sering menikmati siaran radio dari Timor Leste. RRI Atambua pun berharap bisa memperluas jangkauan siaran, sehingga Warga Negara Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan bisa lebih banyak mengetahui informasi tentang negaranya.
Apalagi, dengan berhentinya siaran radio komunitas di perbatasan, otomatis masyarakat di sekitarnya tidak bisa mendapatkan informasi yang memadai mengenai Indonesia. "Orang-orang perbatasan lebih banyak tahu tentang negara sebelah (Timor Leste) daripada Indonesia," jelas Ans.
(amr)
Kasus Pemukulan Wartawan RRI Atambua Berakhir Damai
KBRN, Atambua : Kasus pemukulan Wartawan RRI Atambua, Ferdynandus Asy oleh Pengawas SPBU Halifehan, Alo, berakhir damai setelah melakukan musyawarah dan mufakat di Kantor RRI Atambua, Jln. Eltari, Senin (11/2/2013).
Setelah 5 hari ditangani Polres Belu, dalam musyawarah yang di pimpin oleh Kepala RRI Atambua, Enderiman Butar Butar dan dihadiri oleh pelaku, korban, pemilik SPBU Jhon Tanur, dan rekan wartawan, akhirnya bersepakat agar kasus pemukulan tersebut tidak perlu sampai ke meja hijau.
“Cukup sampai disini, sebab bagaimanapun sebagai warga Belu yang menganut adat Belu yang artinya Kawan, tetap menganggap pelaku sebagai bapak, dan korban sebagai anak,” ungkap Kepsta RRI Atambua, Enderiman Butar Butar.
Pelaku pemukulan, Alo, meminta maaf kepada rekan-rekan wartawan dan juga meminta kepada korban untuk dapat menyelesaikan permasalahan slah faham itu secara Bapak dan Anak.
Dalam musyawarah itu akhirnya disetujui untuk diselesaikan secara Adat Belu yaitu sangsi adat sebesar Rp2 juta untuk pelaku dan korban menarik aduan di Polres Belu dengan membuat berita acara perdamaian yang di tanda tangani pelaku dan korban di atas materai Rp 6 ribu, dan sebagai saksi Kepala RRI Atambua, Pemilik SPBU dan 2 rekan wartawan dari Harian Timor Express dan Harian Pos Kupang.
Setelah melakukan musyawarah dan bermufakat di kantor RRI, pelaku dan korban didampingi Kepala RRI Atambua dan Pemilik SPBU menuju ke Polres Belu, untuk menarik aduan dan kemudian diatur secara adat dan kekeluargaan.
Pemilik SPBU Jhon Tanur berharap kedepan para rekan wartawan untuk membantu memantau dan melaporkannya jika terjadi pelayanan di SPBU miliknya yang tidak sesuai dengan standar prosedur pengelolaan SPBU. (Ans/DS/BCS)
RRI Atambua Gelar Green Radio Bersama Anak-anak
KBRN, Atambua: Sebagai salah satu wujud kepedulian RRI terhadap lingkungan, RRI Atambua menggelar kegiatan Green Radio yang melibatkan anak-anak sebagai penerus bangsa.
Kepala RRI Atambua, Enderiman Butar Butar mengatakan, kegiatan Green Radio yang bekerjasama dengan Yayasan St. Anggela Haliwen pada Jumat (22/3/2013), sengaja melibatkan anak-anak PAUD dan Taman Kanak-kanak.
“Kepedulian terhadap lingkungan harus ditumbuhkan atau ditanamkan sejak anak usia dini,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, RRI menyumbangkan sebanyak 500 anakan Mahoni siap tanam di lahan milik Yayasan St. Anggela Haliwen.
Selain kegiatan Green Radio yang di ikuti oleh sekitar 30 Angkasawan-angkasawati RRI Atambua dan 80 orang anak PAUD dan TK ini, Kepala RRI Atambua juga melakukan kesepakatan bersama Suster Anselmia Gogu, Osu Selaku Ketua Yayasan St. Anggela Haliwen untuk melakukan peluncuran acara Radio Anak yang akan di selenggarakan perdana pada 11 April 2013 mendatang.
Menurut rencana, peluncuran acara Radio Anak ini juga akan melibatkan Satgas Pamtas RI - RDTL Yonif Linud 503 Mayangkara yang juga berkomitmen untuk membantu pendidikan anak diwilayah perbatasan serta Satlantas Polres Belu untuk sosialisasi Disiplin berlalulintas.
“Kegiatan Green Radio ini mendapat sambutan hangat dari seluruh Guru dan Ketua Yayasan sehingga mereka meminta untuk tahun kedepannya jika ada kegiatan serupa dapat melibatkan Yayasan mereka kembali,” tutur Enderiman. (Ans/DS/AKS)
Prosesi Jalan Salib Hidup Berjalan Khidmat
KBRN Atambua: Didalam tradisi Umat Katholik di Atambua, Nusa Tenggara Timur, setiap perayaan Jumat Agung adalah prosesi jalan salib hidup. Paskah sendiri adalah untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus.
Prosesi jalan salib dilakoni oleh puluhan pemuda, salah satu diantaranya berperan sebagai Tuhan Yesus dan yang lainnya seperti serdadu. Tangan dirantai sambil berjalan dan diarak oleh pasukan yang memakai pakaian tentara Kerjaan Romawi.
Prosesi jalan salib hidup untuk mengenang kesengsaraan Yesus yang mati di kayu salib. Pengorbanan Yesus ditiang salib sebagai bentuk pengorbanan demi umat. Yesus disalib untuk menebus dosa umat manusia.
Dalam sejarah, prosesi ini melewati 14 perhentian. Pertama Yesus dijatuhi hukaman mati setelah diserahkan oleh Pilatus kepada para serdadu, sampai pada perhentian ke-14 Yesus dimakamkan.
Ibadah prosesi jalan salib hidup di Gereja Katedral Maria Imaculata Atambua di pimpin oleh Suster Anastasia, FSGM dan turut mengikuti ibadah ini juga, Uskup Keuskupan Atambua Mgr. Dr. Dominikus Saku dan sekitar ribuan umat katholik di Kota Atambua.
Prosesi ini di selenggarakan di Gua Bunda Maria Para Beriman Toro, Atambua, Jumat (29/03/2013) mulai pukul 08.00 WITA. Untuk pengamanan ibadah, melibatkan pihak jajaran kepolisian dari Polres Belu, di bantu Tentara Nasional Indonesia, Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif Linud 503 Mayangkara dan Orang Muda Katholik (OMK) Katedral Atambu. (Sgd/ Netu/Foto: Netu/AKS)
Ribuan Umat Muslim Lakukan Sholad Id di Lapangan Polda NTT
KBRN, Kupang: Sekitar lima ribuan umat muslim di Kota Kupang Kamis, (8/8/2013) melakukan Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1434 H di Lapangan Serba Guna Ricky H. P. Sitohang Polda NTT.
Pelaksanaan Sholat Id di lapangan polda NTT rencana dimulai pukul 06.15 Wita namun sedikit diundur hingga pukul 06.48 Wita karena hingga waktu yang ditentukan umat masih terus berdatangan.
Sholat Id di Kota Kupang diselenggarakan di 9 titikk yakni Lapangan Korem 161 Wira Sakti Kupang, Lapangan TNI AD Kuanino, Lapangan Brimobda NTT, Lanud El Tari Kupang, Halaman Mesjid Nurul Hikmah Tenau Kupang, Lapangan TNI AL Osmok Kupang, Arena Pameran Fatululi Kupang dan Lapangan Upacara Wali Kota Kupang dan di lapangan polda NTT.
Bertindak sebagai Imam dalam Sholat tersebut adalah H. Ramli dan selaku Khotib, Ir. Habib Abdul Salam Alhinduan.
Dalam Khotbah yang disampaikan Ir. Habib yang mengambil topik dampak puasa Ramadhan dan Keagungan Idul Fitri, mengajak semua umat yang hadir untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan Allah kepada kita, berupa nikmat islam, iman, kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat menjadi insan yang bertaqwa sebagai bekal kehidupan akhirat yang abadi.
Terkait Puasa Ramadhan menurut khotib, dalam kitab disebutkan bahwa Allah SWT berfirman kepada nabi musa bahwa Allah akan memberi 2 cahaya kepada umat Muhammad agar mereka tidak mengalami kegelapan yaitu bulan ramadhan dan Al Quran.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang membakar dosa dosa dan tiap amal kebaikan yang dibuat akan di limpat gandakan pahalanya dari 10 - 700 kali. Dalam bulan ramadhan juga disunahkan banyak membaca Al Qur'an, karena setiap huruf yang dibaca akan di ganjar kebalikannya berlipat lipat.
Dalam Pelaksanaan Sholat Id tersebut juga hadir Ketua MUI NTT, Abdul Makarim yang kepada RRI mengatakan bahwa perayaan Sholat Id kali ini cukup hikmat dan solidaritas dari umat non muslim selama bulan ramadhan juga sangat baik. (Ans Netu/YY)
Ratusan Mobil dan Motor Ramaikan Takbiran di Kota Kupang
KBRN, Kupang: Sekitar 500 Mobil dan 700 motor mengikuti pawai takbiran menjelang Idul Fitri 1434 H mengililingi Kota Kupang mulai dari Masjid Kota Kupang, menuju jalan Timor Raya Oesapa, Pulau Indah, jalan Frans Seda, Jalan Eltari 1, Jalan Sudirman, dan kembali ke Masjid Kota Kupang.
Pantauan RRI di jalan Timor Raya Oesapa kecil, seluruh personil dari Polresta Kupang dan Tim dari LLAJR Dinas Perhubungan Kota Kupang melakukan penjagaan dan pengamanan disekitar jalan yang dilalui peserta pawai takbiran.
Semua kendaraan yang mengikuti takbiran wajib menempelkan stiker peserta yang di bagikan oleh panitia dari waktu start. Peserta pawai kendaraan juga diwajibkan memakai busana muslim dan melakukan takbiran selama melakukan pawai. (Ans Netu/YY)
75 Peserta Sail Komodo 2013 Menyinggahi Kupang
KBRN, Kupang : 75 Peserta Sail Komodo 2013 dari 86 peserta keseluruhan akan menyinggahi kota Kupang selaku salah satu daerah destinasi wisata dalam Sail Komodo 2013.
Menurut David White House dari Darwin selaku race organizer Sail Komodo kali ini terdapat 2 peserta yang cancel yaitu Duchesse II dan Teka Nova serta 3 peserta yang bergabung dengan peserta Sail Komodo 2013 di Kupang dari 3 negara yaitu Kanada Amerika , dan satu lagi belum di ketahui dari negara mana.
Ketiga peserta ini bergabung di kupang setelah start dari Port Moresby menuju Dili dan berakhir di Kupang sebelum melanjutkan ke rute Sail Komodo selanjutnya. Rute yang akan ditempuh dalam Sail ini terdiri dari 2 rute yaitu Jalur A Kupang, Rote , Sabu, Sumba , Labuan Bajo dan Jalur B dari Kupang, Kefa , Winni , Alor, Atambua, Labuan Bajo. Akhir dari rute Sail Komodo akan berakhir di Labuan Bajo (9/9/2013).
Dalam destinasi Kupang ada beberapa titik destinasi wisata yaitu Austarlian Memories di Oesao, Air Terjun Oenesu, Pantai Lasiana, Kuburan Belanda, Gereja Kota Kupang, Masjid Baiturahman dan Gereja Kathedral Kota Kupang. Dalam destinasi kota kupang para sailer akan mendapat pemeriksaan dan ijin berlayar dari pihak Karantina, Bea cukai, Syah bandar laut dan Imigrasi.
Setelah mendapat izin tersebut para sailer berhak berlayar ke rute lainnya tanpa pemeriksaan lagi di wilayah Indonesia , mereka memilih Kupang sebagai daerah pemeriksaan pertama sebab jarak kota Kupang dekat dengan Darwin - Australia yaitu sekitar 500 miles laut dan waktu tempuh sekitar 3 hari 2 malam .
Dalam memeriahkan Sail Komodo 2013, semua instansi di kota Kupang wajib ambil bagian untuk memeriahkan dan mempromosi kegiatan tersebut, tampak di Pantai Teddys Kupang unit gerak dari berbagai instansi turut di kerahkan dan memberikan pelayanan. Salah satunya adalah mobil OB-VAN RRI Kupang untuk menyiarkan secara langsung upacara penyambutan para Sailer Komodo 2013 dan juga dialog interaktif dari lokasi pantai Teddys Kupang tentang Sail Komodo Kali ini. (Ans Netu/LL/BCS)
Menkokesra Lepas Peserta Sail Komodo 2013
KBRN, Kupang: Sekitar 61 Kapal dan 151 Sailer dilepas oleh Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI, Agung Laksono dari Pantai Teddys Kupang untuk melakukan pelayaran lanjutan ke berbagai daerah di NTT sebagai destinasi wisata pada sail komodo 2013 kali ini.
Menurut Agung Laksono para Yacht Rally yang hadir dalam Sail Komodo ini juga mempererat kerja sama antar sesama negara ASEAN.
Ia mengatakan bahwa sebagai tindak lanjut dari Sail Komodo akan di bangun Dermaga Marina di daerah pantai Teddys Kupang dengan anggaran sekitar Rp20 Miliar dari berbagai Kementrian terkait sehingga kapal layar dapat berlabuh dengan nyaman pada saat musim angin dan juga pada saat acara sail seperti ini.
Ia juga mengharapkan agar Sail Komodo tidak berhenti sampai disitu saja namun dapat berkelanjutan ke Sail Komodo berikutnya.
Menurut Agung Laksono, ada 40 persinggahan di Indonesia yang akan dilalui oleh yacht rally yang hadir dalam sail komodo 2013, dan puncak dari sail komodo nanti akan di selenggarakan di Labuan Bajo pada (14/9/2013).
Agung berharap agar dalam penyambutan tamu asing, warga Indonesia dapat menerima dengan ramah dan terus mengembangkan kebudayaan yang ada sehingga Indonesia dapat menjadi surga untuk para Yacht Rally, dan dapat menambah lapangan pekerjaan untuk warga Indonesia dengan adanya para wisatawan yang datang.
Hadir dalam upacara pelepasan tersebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie E. Pangestu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Walikota dan Wakil Walikota Kupang serta disaksikan oleh ribuan warga kota Kupang. (Ans Netu/YY)
NTT Mulai Terapkan Teknologi Irigasi Hemat Air
KBRN, Kupang : Irigasi tetes yang pertama diterapkan di Israel, mulai di uji coba di Propinsi Nusa Tenggara Timur sejak dua tahun lalu. Teknologi ini dilirik sebab merupakan teknologi irigasi yang hemat air, mengingat daerah NTT merupakan daerah yang memiliki intensitas hujan yang sangat rendah dimana dari setahunnya cuma sekitar 3-4 Bulan musim hujan.
Teknologi Irigasi Tetes mulai dikembangkan di NTT oleh Ir. Set Malelak,MP yang juga merupakan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Teknologi ini mulai dikembangkan di lahan milik warga di Desa Oelatimo Kabupaten Kupang, dengan menguji coba pada tanaman holtikultura dataran rendah seperti tomat, sayur, terung dan cabai.
Menurut Set, Teknologi. Ini sangat tepat di daerah NTT sebab selain mengirit penggunaan air, juga mengirit bahan bakar minyak 10-20 kali untuk pompa air dan tenaga fisik untuk menyiram, teknologi ini memasang pipa pipa air langsung pada daerah akar tanaman sehingga dapat menyiram dengan otomatis, tinggal mengatur jumlah tetesnya saja. Irigasi tetes juga menghambat tumbuhnya rumput liar dan gulma.
Selain itu Set di sela kerjanya saat di temui RRI di Laboratorium Pertanian UNKRIS Kupang, Minggu (21/7/2013) menghimbau agar masyarakat tidak perlu ragu untuk mencoba teknologi pertanian irigasi tetes ini sebab sudah terbukti selain murah,hemat air dan tenaga, hasil panennya pun memuaskan.
Dalam beberapa waktu kedepan menurut set akan diluncurkan juga Teknologi Penyiraman yang menggunakan tenaga matahari, sehingga petani tidak perlu lagi menyiram tanamannya dengan menggunakan tenaga fisik tapi sudah secara otomatis ketika matahari mulai terbit, tanaman mulai di siram dengan teknologi ini. (Ans/WDA)
Merpati MA 60 Gagal Mendarat Sempurna di Bandara Eltari Kupang
KBRN, Kupang : Pesawat Merpati MA 60 gagal mendarat dengan sempurna di Bandar udara Eltari Kupang Senin, (10/6/2013) Pukul 09.40 Wita.
Pesawat tersebut mengalami kerusakan pada bagian mesin sehingga tidak dapat landing dengan sempurna setelah tiba di Eltari Kupang dari Bajawa. Dalam kecelakaan ini Pesawat memuat 46 Penumpang termasuk satu bayi, semua penumpang selamat dan cuma satu penumpang yang mengalami luka ringan, sehingga dilarikan ke Rumah Sakit terdekat.
Dari pantaun RRI di lokasi kejadian, pesawat tersebut patah di bagian tengah setelah mendarat 200 meter dari ujung bandara. Semua pesawat yang akan terbang maupun landing akan mengalami keterlambatan karena bangkai pesawat masih diusahakan untuk di evakuasi dari landasan pacu.
Menurut Komandan TNI Angkatan Udara Eltari Kupang, Kolonel. Eko Dono Idarto bahwa evakuasi akan memakan waktu sekitar 6 jam setelah kejadian. (Ans/WDA)
Subscribe to:
Posts (Atom)