Friday, March 17, 2017

Proses Pembuatan Sei Khas Nusa Tenggara Timur

Daging se’i (daging asap) merupakan produk olahan tradisional yang telah populer di NTT. Daging se’i yang diolah oleh masyarakat NTT secara tradisional umumnya menggunakan garam dapur, sendawa chili/salpeter, daging sapi dan kayu serta daun kusambi (Schleichera Oleasa) sebagai sumber asap. Pengasapan dengan menggunakan kayu dan daun kusambi memberikan aroma daging asap yang khas dan berpengaruh terhadap warna daging yaitu daging menjadi merah mengkilap atau merah cerah.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari proses pengolahan daging se’i adalah bahwa daging yang diasapi dapat disimpan lebih lama dan palabilitasnya tinggi, meskipun derajat kesukaan sepenuhnya tergantung kepada selera konsumen. Umunya dalam pengolahan daging se’i daging yang digunakan masih segar, warna merah cerah, terdiri dari serat-serat bergaris melintang yang arahnya sejajar dan daging harus bebas dari penyakit . Proses Pembuatan Sei sebagai berikut : Proses pelunakan daging: · Proses pengirisan daging selebar ± 2 jari dan setebal ±3 cm tdk terlalu tebal dan tdk terlalu tipis, serta seragam, serta masih utus memanjang.
· Dalam proses pelunakan ini, apabila daging yg digunakan terlalu tua/keras, maka dapat digunakan papain utk merendam daging tsb agar sedikit lunak. Sering juga digunakan cara tradisional dengan cara daging yg telah dipotong dicampur dengan daun papaya atau ditumbuk/digepuk dengan tujuan mematahkan serat-serat daging supaya menjadi lunak. · Dalam proses pelunakan dengan cara ini, upayakan agar daging tidak terlalu hancur karena akan menghasilkan sei yg kurang baik. Cara lain untuk mendapatkan se’I yang empuk adalah dengan mengirisnya dengan arah serat melintang sehingga mudah pada saat dikunyah. Proses kyuring (direndam dalam bumbu) : · Kyuring merupakan proses perendaman daging yg telah diiris dan ditumbuk. Sebagai bahan utk kyuring adalah campuran antara garam dan garam salpeter atau NaNO2 /KNO3/garam sendawa (jika ada) dengan formulasi umum garam (NaCl) sebanyak 1-2% utk 1 kg daging (± 1 sendok makan) dan garam saltpeter 500/mg atau 0,05% untuk 1 kg bahan/daging sapi. · Bahan-bahan tersebut dilarutkan dengan air secukupnya dan dilakukan proses kyuring selama 6-12 jam. · Setelah dilakukan proses kyurin daging diangkat, digantung untuk mengeluarkan air dari daging dan sisa –sisa darah selama 1-2 jam. Proses ini sangat penting sebab apabila daging yang tidk ditiriskan terlebih dulu tapi langsung di asap akan menghasilkan se’I yg berwarna merah kehitaman. Pengasapan: · Setelah daging di kyuring dan digantung kemudian diasap dengan menggunakan tungku batu atau drum pengasap (sesuai alat yang ada) dan sebagai bahan bakarnya adalah kayu api/arang yang berasal dari kayu jenis kusambi.. pada bagian atas daging ditutupi juga dengan daun kusambi, penutupan ini memberikan pengaruh pada aroma seI yang akan di hasilkan. · Pada proses pengasapan, yg perlu diperhatikan adalah kayu api/arang, jangan sampai mengeluarkan nyala api pada saat pengasapan dan jarak antara daging dengan bara api ± 30 cm . Hal ini akan mempengaruhi hasil dimana nyala api akan membuat daging terbakar dan hangus. · Proses pengasapan 15-30 menit tergantung pada panas yang diberikan dan jumlah daging serta besarnya alat yang digunakan. Pada saat mengasap daging harus dibalik-balik agar semua permukaan merata . Penyimpanan : · Daging hasil olah menjadi Sei dapat di simpan lebih lama · Penyumpanan di ruang terbuka dapat dilakukan seperti penyumpanan ikan asap yaitu di letakkan di atas tungku perapian memasak (secara tradisional) · Atau di simpan dalam lemari pendinggin